Selendang Merah Bermotif Melati
Ia sudah bersiap-siap untuk pergi
bekerja. Ratih adalah seorang penari jalanan, ia ikhlas bekerja karena orang
tuanya hanya seorang buruh. Ia bekerja hingga petang untuk membiayai
sekolahnya.
Sepulang
dari bekerja, Ratih meminta izin ayahnya untuk mengikuti lomba menari di
Kabupaten. Dan kedua ayahnya mengizinkannya.
Keesokan
harinya, Ratih sudah bersiap-siap akan mengikuti lomba. Sebelum ia berangkat,
tak lupa ia berpamitan kepada kedua orang tuanya. Namun saat ia melihat ayahnya
yang sedang berbaring lemas karena sakit, ia tidak tega meninggalkannya.
Ayahnya pun memaksa Ratih pergi mengikuti lomba dan ayahnya memberi selendang
merah bermotif melati untuk ia kenakan saat lomba. Ratih pun pergi mengikuti
lomba.
Seusai
lomba itu slesai, Ratih sangat senang ia pulang membawa piala hasil
jripayahnya. Namun, ketika ia melihat di depan rumahnya sudah banyak orang dan
ia berlari menuju ke dalam rumahnya. Butiran-butiran air mata Ratih menetes
saat ia mendapati ayahnya telah terbujur kaku tertutup sehelai kain. Digenggamnya
selendang pemberian ayahnya dan dipeluknya tubuh Ayah yang kini telah menutup
mata untuk selamanya.
Enam
bulan setelah meninggalnya ayah Ratih, ia pergi ke makam ayahnya membawa piala
hasil perlombaannya hingga tingkat Nasional beserta sekeranjang bunga. Seakan
Ratih ingin menunjukkan pada ayahnya hasil jripayahnya selama ini. Tak lupa
Ratih berdoa untuk ayahnya sebelum ia pergi berangkat ke Singapore untuk mengikuti lomba
tari tingkat Internasional.
0 komentar:
Posting Komentar